Pekalongan - Sabtu, 23 Juli 2016, STAIN Pekalongan mengadakan Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Diploma Tiga ke-18, Sarjana ke-32 dan Magister ke-4. Pada kesempatan kali ini, diwisuda sebanyak 399 mahasiswa dari berbagai program studi, yang terdiri dari :
No |
Jurusan |
Prodi |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
1 |
Syari’ah dan Ekonomi Islam |
D.3 Perbankan Syari’ah |
10 |
17 |
27 |
S.1 HK |
14 |
19 |
33 |
||
S.1 Ekonomi Syari’ah |
23 |
57 |
80 |
||
2 |
Tarbiyah |
S.1 PAI |
63 |
111 |
174 |
S.1 PBA |
12 |
23 |
35 |
||
3 |
Ushuluddin dan Dakwah |
S.1 Tafsir Hadits |
10 |
8 |
18 |
S.1 Akhlak Tasawuf |
3 |
6 |
9 |
||
S.1 BKI |
- |
2 |
2 |
||
4 |
Program Pascasarjana |
S.2 PAI |
11 |
4 |
15 |
S.2 HK |
3 |
3 |
6 |
||
Jumlah |
149 |
250 |
399 |
Di antara para wisudawan dan wisudawati, terdapat 10 orang yang dinyatakan sebagai wisudawan atau wisudawati terbaik dari masing-masing program studi. Berikut nama-nama tersebut :
فعالية استخدام كتاب العربية بين يديك في تحسين مهارة الكلام للطلاب في قسم تعليم اللغة العربية في الجامعة الإسلامية الحكومية بيكالونجان العام الدراسي ٢٠١٤ – ٢٠١٥
".Sampai dengan Wisuda Diploma III ke-18, Sarjana ke-32 dan Magister ke-4, terhitung sejak Juni 1998 sampai Juli 2016, STAIN Pekalongan telah meluluskan sebanyak 7.910 orang. Lulusan berasal dari beberapa program studi STAIN Pekalongan yang meliputi : S1 Hukum Keluarga (Akhwal al-Syakhshiyyah) sebanyak 849 orang, D3 Perbankan Syariah sebanyak 488 orang, S1 Ekonomi Syariah (EKOS) sebanyak 400 orang, S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 4.845 orang, D2 Pendidikan Agama Islam sebanyak 1.011 orang, S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sebanyak 124 orang, S1 Tafsir Hadits (TH) sebanyak 52 orang, S1 Akhlak Tasawuf sebanyak 12 orang, S1 Bimbingan Konseling Islam (BKI) sebanyak 2 orang, S2 Hukum Keluarga sebanyak 16 orang dan S2 Pendidikan Agama Islam sebanyak 75 orang.
Menurut Ketua STAIN Pekalongan, Dr. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., wisuda kali ini mengangkat tema Menumbuhkan Kemandirian dalam Menghadapi MEA". Tema Ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang selama ini terjadi. Bangsa Indonesia sampai saat ini belum sepenuhnya mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Kita masih bergantung pada pihak lain meskipun kita kaya dengan sumberdaya alam. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan dan menggelorakan terus menerus semangat kebangsaan yang berbasis kemandirian kepada seluruh elemen bangsa.
Dalam kaitannya dengan kemandirian, itu berarti pendidikan juga adalah usaha sadar untuk menghasilkan para lulusan yang cerdik cendekia, manusia yang berkreasi, inovatif, melalui ide-idenya atau hasil-hasil penemuannya, menjadikan masyarakat lebih baik atau berkeadaban. Jalan untuk menuju kemandirian bangsa lewat peran perguruan tinggi sejatinya sudah ditegaskan dalam jiwa perguruan tinggi itu sendiri, yaitu melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terintegrasi antara satu aspek dengan aspek lainnya.
Jika Tri Dharma perguruan tinggi dilihat sebagai interaksi tiga elemen, maka ketiganya berada dalam sebuah sistem yang saling menginspirasi. Penelitian akan menginspirasi pendidikan dan pengajaran sekaligus pengabdian kepada masyarakat. Begitu juga pengabdian kepada masyarakat dapat menginspirasi penelitian dan pendidikan-pengajaran. Selanjutnya, pendidikan-pengajaran akan menginspirasi berkembangnya penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Siklus tiga elemen ini menjadi penting, semacam roda gendeng bagi perguruan tinggi sendiri maupun bagi kehidupan masyarakat.
Akhirnya, besar harapan untuk para wisudawan hendaknya dapat mengamalkan ilmunya dengan baik serta mampu mandiri dalam segala hal. Sehingga benar-benar menjadi menjadi bagian penting dalam penyelesaian berbagai persoalan-persoalan pelik yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang.